— Makalah Penyerta Seminar Ilmu Pendidikan Prodi S3 Ilmu Pendidikan Program Pasca Sarjana UNY, 18 Oktober 2011 —
Tatang M. Amirin
Mahasiswa Prodi S3 Ilmu Pendidikan Program Pascasarjana UNY
Pendahuluan
Sangat sulit melacak sebenarnya sistem dan proses pendidikan di Indonesia itu berlandaskan filsafat pendidikan, ilmu pendidikan, “ilmu mengajar,” dan juga psikologi pendidikan yang mana. Di suatu ketika dicoba dihilangkan tradisi “guru mengajar murid belajar” dengan menggunakan label proses belajar-mengajar (PBM), belajar disebut duluan (dari aslinya teaching-learning process). Konotasinya karena ada yang belajar, baru kemudian guru mengajar. Maksud filosofis operasionalnya guru hendaknya mengikuti gaya dan minat belajar murid. Istilah kerennya student centered. Akan tetapi sebutan itu hanya sekedar sebutan, guru di lapangan tidak tahu makna di balik label, dan lebih tidak tahu lagi bagaimana menerapkannya di lapangan.
Sejalan dengan itu, muncul ide baru dengan label student active learning yang salah (kurang pas) diindonesiakan menjadi cara belajar siswa aktif (CBSA) sehingga dipahami sebagai metode mengajar (karena ada istilah “cara”), bukan sebagai model atau pendekatan mengajar. Pendekatan ini pun tidak dipahami maknanya, dan tidak lebih dipahami lagi pelaksanaannya. Akibatnya yang terjadi adalah menjadi diplesetkan “cah bodo soyo akeh (anak yang bodoh bertambah banyak), karena tidak meningkatkan prestasi belajar apapun. Continue reading