RAMPES! IKIAKU

RAMPES, AHLAN WA SAHLAN, SILA MASUK, ashab, para sedulur, kum duduluran sakabehna, SELAMAT DATANG di blog saya, “Tatangmanguny’s Blog.” Selamat bertemu dengan saya, MANG TATANG-UNY <==> TATANG MANG-UNY. Perkenankan saya buka tuturan.

Assalamu ‘alaykum wa rahmatu-‘lLahi wa barakatuh

Semoga keselamatan dan kesejahteraan senantiasa kepada kita Tuhan limpahkan

SAMPURA, SUN! (HAMPURA INGSUN; ABDI NEDA HAPUNTEN, NUN! KULO NUWUN GUNGING AKSAMI/APURA!)

Urang Sunda dulu, kalau mau bertamu ke rumah orang suka mengucapkan “sampurasun.” Tebakan saya itu singkat kata dari “sampura, ingsun.” Sampura itu sekarang jadi hampura ( maaf). Maka dalam bahasa Sunda sekarang kata sampurasun itu menjadi “punten,” singkatan dari hapunten (maaf). Hapunten itu singkatan lagi dari “abdi nyuhunkeun dihapunten” (saya mohon dimaafkan). Kenapa minta “dihapunten”? Karena akan mengganggu. Jawaban sampurasun itu “rampes.” Rampes itu artinya “baik” (setara dengan “mangga,” silakan).

“Orang Jogja” jika mau minta izin mengganggu bertamu itu mengucapkan “kulanuwun” (baca: kulonuwun). “Kulo” itu ingsun, saya. “Nuwun” itu minta. Jadi “kulo nuwun” itu artinya saya minta. Minta apa? Minta maaf (“apunten”). Jadi, lengkapnya “kulo nuwun apunten.” Jawabannya “mangga” (baca: monggo).

Begitu. Itulah kenapa nama “page” ini “Rampes! Ikiaku,” me-“mangga”-kan silakan masuk ke blog saya. Dan saya kenalkan bahwa “iki aku” (ieu kuring, ini aku).

Kenapa nama blog saya “tatangmanguny”? Ini kisahnya.

Dulu, lama sekali, saya suka menulis di harian Jogja (alm) “Masa Kini” setiap Sabtu, dalam rubrik “Alkisah” dengIMG_9591an “nama publik” Mang Tatang. Mang (Mamang = Paman, Pak Lik) itu sebutan akrab setiap orang (anak-anak terutama; dan orang tua me-mamang-kan anak-anaknya) kepada siapapun orang Sunda rada tua. Kan,  saya teh orang Majalengka, Jawa Barat — dari wilayah kadaleman Dalem Lumaju Agung. Kata ahli “purbakala” teman saya orang Jogja, lengka (leng dalam lengkap) itu artinya pahit, halusnya lengkit. Jadi,  majalengka itu sama dengan majapahit. Hehe, tentu bukan Majapahitnya Hayam Wuruk (dalam Babad Majalengka, kerajaan Majalengka alias Majapahit  ketika itu dirajai Brawijaya).

Nama Mang Tatang itu kini saya gunakan untuk berkomunikasi dengan Anda semua lewat “ramatloka” ini (situs sarang laba-laba alias “website”; ramat = web/sarang laba-laba Urang Sunda, loka = site/situs/tempat). Nama itu dibalik menjadi TATANG MANG plus UNY (Universitas Negeri Yogyakarta–tempat saya pertama kuliah dan sekarang “manggung”), sehingga jadilah TATANG-MANG-UNY.

Oh, ya, tahu tidak, MANGUNY (manguni) itu sebutan orang Minahasa untuk burung hantu, SI CENDEKIA dalam dongeng dunia binatang, alias fabel. Jadi, Tatang Manguny artinya Tatang Si Cendekia (maunya . . ., hehe!). “Manguni” dalam bahasa Jawa mengandung arti “diapa-apakke wae mesti wangun” (diapa-apain juga pasti pas, cocok,  gitu). Kayak orang ganteng, gitu. “Awak sampayan” ceuk kata Urang Sunda mah, dipakein apa pun pasti pas, cocok, dan tetap ganteng, gitu. Hehehe . . . Coba lihat tuh kumis dan jenggotnya, kan cakep!? Hehehe . . . Enggak, ah. Nulis dan ngomong apapun “wangun” (pantas, cocok, ) — tentu tulisan yang “wangun” juga . . . Gitu aja, deh!

Blog saya yang ini disediakan untuk forum ilmiah, walau agak ilmiah populer, tapi bukan populer. Maksudnya, kendati materinya ilmiah, sajiannya tetap gaya Mang Tatang: populer. Ada bagian yang ilmiah populer, dan khusus berbahasa Sunda, dalam “page” Bongkok-Ciremay.

Dengan memohon rahmat, taufiq, hidayah, ‘inayah, dan ridha Allah, semoga blog ini bermanfaat bagi kita semua, dengan semboyan kita bersama:

MEMBACA (learning, studenting, and research) ITU AMANAH (dari Allah: Iqra’), DAN MENULIS (dissemination of knowledge and science/nasyr -‘l-‘ilm) ITU AMAL  JARIYAH (idza mata-‘bnu Adama inqatha’a ‘amaluhu illa bi tsalatsin . . . wa- ‘l-‘ilmu yuntafa’u bihi).

Allahumma arina-‘lhaqqa haqqan, wa-‘rzuqna-‘ttiba’ahu; wa arina-‘lbathila bathilan, wa’rzuqna-‘jtinabahu [Ya Allah, tunjukkan kepadaku kebenaran itu sebagai kebenaran, dan mudahkan bagiku mengikutinya; dan tunjukkan kepadaku ketidakbenaran itu sebagai ketidakbenaran, dan mudahkan bagiku berhindar melakukannya].

Di “page” ini sekaligus pula akan dimunculkan “tuturan bijak tentang kebajikan.” Kita pakai lah sekedar untuk menyampaikan “amanah” Nabi saw. “ballighu ‘anniy walu ayatan” (sampaikan apa-apa dariku walau hanya satu ayat sekalipun). “Kita bicara agama sedikit, memangnya kenapa”? Kayak gaya iklan di TV: “puasa itu sabar.”

Wassalamu ‘alaykum wa rahmatu-‘lLahi wa barakatuhu.

Kawulo, sim kuring

Tatang M. Amirin