Tatang M. Amirin, Februari 2014
Dari dulu penasaran betul, jalan raya pos (“grote postweg”) buatan (suruhan) Daendels itu yang menjadi “kota” stasiun (perhentian) posnya itu apa saja. Stasiun pos maksudnya tempat (ada bangsalnya) tempat orang yang naik kereta pos (kereta kuda) istirahat mengganti kuda-kudanya, terutama yang ada di wilayah majalengka (dari Karangsambung sampai Palimanan). Akhirnya tertemukan juga, tulisan Fedor Schultze, berjudul “West Java: Traveler guide for Batavia and from Batavia to Preanger Regencies and Tjilatjap” terbitan Visser, Batavia, tahun 1894. Khusus dari Bandung ke Cirebon dimuat di halaman 72.
SATU HAL YANG PERLU SIAP-SIAP MENTAL DAN PIKIRAN ADALAH: JALAN RAYA POS SUMEDANG-CIREBON ITU JALURNYA TERNYATA TIDAK LEWAT JALAN RAYA SEKARANG INI (LEWAT TOMO–DIKENAL DAHULU SEBAGAI FORT TOMO, BENTENG TOMO), KARENA LEWATNYA JUSTRU MEMUTAR JALUR KE UTARA LALU MASUK LEWAT UJUNGJAYA (SEKARANG–DULU MUNGKIN BELUM ADA) TERUS KE KARANGSMBUNG BARU KE LIANGJULANG (KEMUDIAN JATIRAGA) TERUS KE CIREBON.
Nah ini tulisan (petunjuk perjalanannya). Nama-nama desa atau “kota” dikutip menurut aslinya, baru kemudian diindonesiakan (sejauh bisa terlacak).
Dari Bandoeng (Bandung) lewat Tjebeunjing (Cibeunying)–stasiun pos pertama, 695m. di atas permukaan laut/dpl.–kemudian masuk ke Oedjong-hroeng (Ujungberung), terus Tjibiroe (Cibiru), dan Tjimanoek (Cimanuk)–stasiun pos ke-2, 700m. dpl.–belum terlacak keberadaannya dalam peta sekarang, kemudian masuk ke Tandjoeng-sari (Tanjungsari)–stasiun pos ke-3, 858m. dpl., terus ke Tjiherang (Ciherang)–stasiun pos ke-4, 558 dpl., lalu ke Soemedang (Sumedang) –460m. dpl.
Dari Sumedang dilanjutkan ke Tjimalaka (Cimalaka)–5 mil, masuk ke stasiun pos Tjibeureum (Cibeureum)–4 mil,–belum terlacak—terus ke Paseh (4 mil)—[dari Paseh naik ke utara menuju] stasiun pos Tjiandal (Ciandal–belum terlacak), di daerah Tongeang (Conggeang)–41 mil, lalu masuk ke stasiun pos Banasbanten (3 mil), lanjut ke stasiun pos Tjipilang (Cipelang), dan berhenti di stasiun pos Karang sambong (Karangsambung)–45m dpl.; “kota” perbatasan karesidenan Preanger (Priangan) dan Cheribon (Cirebon),yang berada di kawasan Tjimanoek (Cimanuk).
Dari Karangsambung perjalanan dilanjutkan ke desa Liang-Djoelang (Liangjulang), lalu desa Dawoean (Dawuan) yang termasuk kawasan Tjibioeh(Cibiuh–Cibiuk?), lanjut ke desa Batoe-Boejoek (Baturuyuk)– sekarang dusun Pos–bukan Baturuyuk 1 atau 2 (?), lalu ke desa Broedjoel (Burujul), lanjut melewati perkebunan tebu Djattiwanggi (Jatiwangi), masuk desa Tjikiroeh (Tjikroe–sering ditulis Tjikro, atau bahkan SIKARO (a.l. tahun 1686)–sekarang ini Cikro/Cikeruh/Sikaro itu yang mungkin menjadi Pos Boboko Sindangwasa [BISA JADI TADINYA DINAMAKAN “SIKARO” OLEH BELANDA–JADI terdenganr di telinga Sunda jadi “boboko”–karena pasti ini bukan tempat membuat boboko tempat nasi, bisa jadi juga TJIKRO itu sekarang jadi kampung CIKUYUK desa PASIR [dalam peta Belanda yang lain disebut nagarij Depokpassir]–terlampau jauh dari jalan (?), lalu masuk ke desa Pondej (Panday/Peundeuy–? belum terlacak), masuk desa Plasa (Palasah), desa Pandatar (Palahlar?), desa Bongas, desa Bendjaran (Banjaran), terus melewati Passar Parapattan (Pasar Parapatan).
Dari Parapatan lanjut ke desa Waringin (Ciwaringin), kemudian desa Pedjagan-asen (Pejagan Asem), lalu desa Gempol, lewat Fort Palimanan (Benteng Palimanan)–11 mil dari Cheribon/Cirebon, lanjut melewati Passar Djamlang (Pasar Jamblang), kemudian ke desa Karbarepan (Kebarepan), melewati perkebunan tebu Soerawingaoen (Surawinangun), masuk ke desa Peloemboeng (Plumbon), terus ke desa Karang-assem (Karangasem), lalu desa Wandasatoe (Wandasatu–sekarang Wadas/Wadaspos?), kemudian desa Djetis/Jetis, desa “yllssman” (Asinan?), terus desa TFeroe (Weru), melewati Passar Plered, lewat Loewar Kota (Luarkota–tidak jelas lagi sekarang sebagai desa apa, pernah jadi distrik dari Kabupaten Cirebon semasa ketika Kabupaten Majalengka–alias Majapaait–masih Kabupaten Maja), terus lanjut ke Tajngkil (Tangkil)–kediaman Residen, atau melalui Kamenka-gedeh (Kemlakagede) terus ke Cheribon (Cirebon). (Dari Karangsambung ke Cirebon sekitar 12 jam berkuda).
Jalan Raya Pos Bandung – Karangsambung (atas warna merah)
Jembatan Cimanuk Sumedang-Karangsambung Baheula Pisan
Jalan Raya Pos Karangsambung-Cirebon
Peta buatan 1877 Karangsambung-Parapatan
Peta buatan 1877 Palimanan Luar Kota Cirebon
Peta buatan 1877 Pos Cikaro (Cikro, Sikaro) Sindangwasa dekat Cisambeng
(Di utara–atas ada Tegalaren, di selatan-bawah ada DepokPasir
Have you ever thought about writing an e-book or guest authoring on other websites?
I have a blog based on the same topics you discuss and would really like
to have you share some stories/information. I know my subscribers would
appreciate your work. If you’re even remotely interested,
feel free to shoot me an e mail.
Pingback: Penasaran Jalan Raya Daendels Bandung-Cirebon: Rutenya Karang Sembung-Liangjulang-Jatiraga-Cirebon - Caruban Nagari radarcirebon.com
Pingback: Selusur Jalan Tuan Marsekalek - Caruban Nagari radarcirebon.com
Kang. Cianda ( tjiandal ) lokasinya sebelum congeang daerah narimbang
– Cinoenoek/ Cinunuk. Sanés Cimanuk.